Pages

Tuesday, June 21, 2011

Trailer Film "Sampokong 1001 Legenda"

Tuesday, June 21, 2011

Saturday, June 4, 2011

Skenario Film SamPoKong 1001 Legenda

Saturday, June 4, 2011
SKENARIO


memperkenalkan :
Bastian Tri as Laksamana Cheng Ho
Paldibo A. Sitorus as Wang King Kong
Zulinar Irfiyanti as Julinem
Kenida Ajeng as Ken Mbledes
Virgawasti Dyah P. as Cik Yen dan Narator
Ninik Wahyuning Tyas as Tyas
Nur Ratna Mukti as Inung


Scene 1
Pada suatu hari, dua mahasiswi PWK sedang berbincang-bincang di depan kelas. Mereka membicarakan tentang rencana liburan mereka.
            Tyas                : "Nung, kita liburan lama nih. Enaknya ngapain ya?"
            Inung               : "Sumpe loe? Hmm… Gimana kalo kita pergi aja? Gue jenuh nih."
            Tyas                : "Hmm, boleh juga tuh. Enaknya kita ke mana?"
Inung               : "Ke tempat wisata di Semarang aja. Kita kan dari luar Semarang getoo.”
Tyas                :"Yup! Gimana kalo kita ke Kelenteng Sampokong. Gue pengen tau nih sejarahnya.”
            Inung               : "Oke. Gue juga, Yas. Minggu depan kita ke sana ya."

Scene 2
Seminggu kemudian Tyas dan Inung akhirnya pergi ke Kelenteng Sampokong. Sesampainya di sana mereka bertemu dengan seorang penjaga kelenteng bernama Cik Yen.
            Cik Yen           : "Good Morning…"
            Inung &Tyas    : "Good morniiiiiinng."
            Cik Yen           : "Ada yang bisa saya bantu?"
            Inung               : "Yeah. Gue pengen tau getoo sejarahnya Kelenteng Sampokong."
            Cik Yen           : "Ooh… Kalian mau tau? Ceritanya panjang. Mari duduk dulu.
            Tyas                : (Lalu mereka bertiga duduk di depan kelenteng)    
Gimana Cik, ceritanya? Kenapa bisa dinamakan Kelenteng Sam Po Kong?”
Cik Yen           : "Begini kisahnya…"

Scene 3
Pada abad ke 15 seorang Laksamana Cina bernama Laksamana Cheng Ho beserta wakilnya yaitu Wang King Kong dan beberapa anak buahnyamelakukan sebuah ekspedisi dan berlayar melewati pantai utara Jawa. Mereka akhirnya terpaksa mendarat di Semarang karena Wang King Kong sakit keras. Ketika mendarat, Wang King Kong mengeluh perutnya sangat sakit.

Wang               : "Laksamana, lihat! Ada gua di sana." (Wang King Kong menunjuk ke suatu gua yang letaknya tak jauh dari mereka.
Cheng             : "Wah. Iya. Bagaimana kalo kita beristirahat di sana selama beberapa hari sampai kamu sembuh?"
Wang               : (Tiba-tiba terdengar suara aneh. Tuuuuuutt…) "Wah, Tuan, sepertinya saya tidak bisa tinggal di gua. Saya harus ke toilet. Apakah ada toilet di dekat sini? "
Cheng             : "Waduh. Sebentar ya, Kong. Saya akan bertanya ke penduduk setempat."
Saat Cheng Ho akan berlari menuju rumah warga, tiba-tiba seorang wanita bernama Ken Mbledes lewat di hadapannya.

Cheng             : "Selamat siang, Mbak."
Ken                  : (Ken Mbledes yang membawa banyak barang terkejut lalu terpeleset dan barangnya berhamburan di jalan.) "Emaaaaaaakk…"
Cheng             : (Dengan sigap Cheng Ho menangkap Ken Mbledes.) "Hati-hati, mbak."
Ken                  : (Ken Mbledes pun terpana melihat sang Laksamana.)
"Eh, iya, Mas. Maaf maaf. Ada apa ya, Mas?"
Cheng             : "Saya mau tanya, toilet di mana ya, mbak?"
Ken                  :"Ooh toilet... Belok kanan, belok kiri, ada bunderan masuuuuuukk…"
Cheng             : "Di situ ada toilet, Mbak?"
Ken                  : "Ooh… Enggak, Mas. Di situ ada tukang ojek. Jadi tanya aja sama mereka. Soalnya saya nggak tau."
Cheng             : "Mbak, anak buah saya sakit keras. Dia harus ke tolilet sekarang juga."
Ken                  : "Aduh, rempong deh bo'… Hmm, yaudah deh kalian istirahat aja di rumah saya. Nanti kalau adik saya pulang biar diobatin sama dia."
Cheng             : "Alhamdulillah. Terimakasih, Mbak."

Cheng Ho bergegas pergi menghampiri Wang King Kong dan membawanya ke rumah Ken Mbledes.
Ken                  : "Eh, Mas, sebelum masuk rumah saya, kalian harus ganti baju dulu. Ini ada baju almarhum bapak saya. Kalau mau tinggal di desa ini, harus pakai baju orang desa. Biar membaur, Mas."
            Wang               : "Nanti saja ya, Mbak. Saya kebelet."
Ken                  : "Ooh tidak bisa. Harus ganti baju dulu."
Wang               : "Ya sudahlah. Saya ganti baju dulu, Mbak."

Scene 5
Cheng Ho dan Wang King Kong mengganti baju mereka dengan baju yang diberikan Ken Mbledes. Walaupun sangat kekecilan, namun mereka tetap memakainya. Mereka sampai di rumah Ken Mbledes. Setelah ke toilet, Wang King Kong dan Cheng Ho beristirahat di teras. Tiba-tiba seorang tukang jamu bernama Julinem lewat di hadapan mereka.
            Jul                   : "Jamuuu… Jamuuu…"
            Cheng             : "Mbak, Mbak… Beli jamu."
Jul                   : "Iya, Mas… Jamu apa mas? Galian singset aja ya biar Masnya jadi singset…"
            Cheng             : "Bukan buat saya, Mbak. Tapi buat temen saya, dia lagi sakit keras."
            Jul                   : "Waduh sakit apa, Mas? Waduh waduh waduh…"
           
Lalu Julinem mencoba memeriksa Wang King Kong. Saat memeriksa Wang King Kong, tiba-tiba Ken Mbledes keluar dari dalam rumah.
Ken                  : "Wah, kebetulan. Mas, kenalin, ini Julinem adik saya. "
Wang               : "Ooh. Tolong di periksa sekalian ya, Mbak. Saya sudah sakit keras dari kemarin."
Jul                   : "Owalah, ini tu sakit muntaber, Mas. Bukan sakit keras. Nih saya kasih jamu, pasti manjur."

Wang King Kong meminum jamu tersebut. Beberapa menit kemudian, dia merasa bugar kembali.
Wang               : "Wah… Terimakasih ya, Mbak. Ini uangnya."
Jul                   : "Nggak, mas. Saya maunya dibayar pake cintanya Mas aja."
Wang               : (Mendengar itu, Wang langsung memegangi perutnya) "Waduh. Maaf, Mbak saya mau buang air dulu."
Cheng             : "Saya juga, Mbak."

Wang King Kong bergegas masuk ke dalam rumah. Disusul oleh Cheng Ho.
Jul                   : "Lho-lho mas, kok malah buang air to? Wah, ganteng-ganteng penyakitan."
Ken                  : "Huss. Kamu itu ganjen banget siiiiiihh… Tu kan gara-gara kamu dia  sakit perut lagi."

Scene 6
Selama tiga hari tinggal di rumah Ken Mbledes, Wang King Kong dan Cheng Ho rajin membantu Ken Mbledes dan Julinem berjualan. Wang King Kong akhirnya sembuh dari sakitnya. Lalu suatu sore, dia dan Laksamana Cheng Ho berbincang-bincang di teras rumah Ken Mbledes.
Cheng             : "Kong, gimana kalau besok pagi kita pulang ke Cina?"
Wang               : "Saya sudah kerasan disini. Apalagi ada Julinem, mbak jamu yang baik hati itu."
Cheng             : "Sebenarnya saya juga sudah kerasan di sini. Tapi saya harus melanjutkan perjalanan. Saya akan mengadakan acara perpisahan dengan warga desa setempat sebelum saya pergi berlayar."
Wang               : "Baiklah kalau begitu. Saya akan tetap tinggal di sini."

Scene 7
Keesokan harinya Laksamana Cheng Ho mengadakan acara perpisahan dengan penduduk setempat. Ken Mbledes dan Julinem datang ke acara tersebut. Lalu Ken Mbledes menari bersama Laksamana Cheng Ho. Saat mereka menari, Wang King Kong tiba-tiba berteriak memanggil Laksamana Cheng Ho.
Wang               : "Laksamana!"
Cheng             : "Ada apa, Kong?"
Wang               : "Becaknya sudah datang. Anda harus pulang sekarang."
Cheng             : "Saya harus pulang sekarang." (Lalu Cheng Ho menaiki becak yang akan mengantarnya pulang.) "Selamat tinggal semuanya."

Ken Mbledes merasa sangat sedih hingga menangis tersedu-sedu.
Tiga hari kemudian akhirnya Wang King Kong menikah dengan Julinem dan mereka membuka usaha dagang sayur dan warung jamu. Mereka berdua langgeng sampai tua. Dan pada suatu hari Wang King Kong sakit keras, sampai akhirnya meninggal. Wang King Kong dimakamkan di area tersebut dan dikenal sebagai Ki Dampo Awang.
Warga berinisiatif membangun sebuah kelenteng untuk mengenang jasa Laksamana Cheng Ho dan Wang King Kong yang telah membantu memakmurkan warga setempat. Sampai sekarang kelenteng itu dikenal sebagai Kelengteng Sam Po Kong.

 Scene 8
Cik Yen           : "Begitulah kisah berdirinya kelenteng ini."
Inung               : "Wah, menarik banget ya. Keren gilaaa…"
Tyas                : "Hmm, kalo gitu aku bakal ngajak temen-temen ke sini."
Inung              : "Wah… Bener tu. Gue juga mau ajak sodara-sodara gue. Buat bapak gue, ibu gue, adik gue, kakak gue, semuanya, harus ke sini karena di sini keren gilaa…"
Cik Yen           : "Wah ikut seneng deh kalo kalian seneng."
Tyas               : "Ya udah, kalo gitu kita mau liat-liat ke dalamya, Cik. Makasih banyak ya, Cik."
Cik Yen           : "Sama-sama…"


Behind the Scene ^^

Di tengah - tengah syuting, kami sempat mendokumentasikan adegan tiap adegan. Berikut adalah hanya sebagian dari banyak foto yang telah kita ambil.

Narator kita : Virgawasti

Bastian, Kenida, Zulinar ketika berakting di Sam Po Kong

Virga memperlihatkan hasil rekamannya pada Paldibo

Inung dan Tyas tetep narsis di tengah-tengah syuting 

Beristirahat saat lelah mulai menghampiri, tapi tetep semangat doong!
Waktu kami melakukan syuting untuk film ini, banyak sekali hal-hal yang membuat kami tertawa.. Entah itu karena kesalahan pada saat pengambilan adegan, salah ketika membaca dialog, dan banyak hal yang membuat kami banyak belajar tentang arti sebuah kesabaran dan yang pasti kebersamaan.
Virga mengambil gambar adegan Kenida menangis yang sedang dihibur oleh Zulinar


Thursday, June 2, 2011

One Day Shooting in SamPoKong

Thursday, June 2, 2011
Hari Rabu lalu, tepatnya tanggal 1 Juni 2011, ketika para calon mahasiswa tengah berjuang mengerjakan SNMPTN, kami pun juga berjuang untuk mengerjakan salah satu tugas TEKOM (Teknik Komunikasi) yang membuat kami menjadi artis dadakan.

Tema yang kami angkat adalah WISATA BUDAYA NUSANTARA. Mengapa kami memilih tema tersebut ? Karena Indonesia memiliki banyak potensi wisata yang dapat diangkat dari kebudayaan yang beragam milik Indonesia. Dari tema tersebut kami rincikan lagi menjadi wisata budaya yang ada di Semarang, yaitu Kelenteng Sam Po Kong. Sehingga judul yang kami angkat dalma film kami adalah "SAM PO KONG 1001 LEGENDA". Secara garis besar, film ini menceritakan sejarah atau legenda dari Kelenteng ini.

Walaupun hanya bermodalkan handycam  imutnya Ken, namun hasil yang didapat cukup memuaskan bagi kami..
Penasaran kan? Tunggu tanggal mainnya ya kawan ! :)

Tuesday, May 24, 2011

Semarang Jaga dan Lestarikan "Aku"

Tuesday, May 24, 2011
Semarang.............
Kota yang sudah menjadi tempat belajar kita selama ini....
banyak terdapat kawasan wisata budaya di Kota semarang,,,,,
menakjubkan...............
harusnya kalian yang sedang belajar di Semarang juga mengenal budayanya yang menyimpan sejuta sejarah
contohnya kelenteng sampokong yang sekarang berdiri megah di Kota Semarang..............
penasaran dengan kelenteng sam po kong????, silahkan kunjungi :)

KUTIPAN SINGKAT FILM DI SAM PO KONG



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Teknik Komunikasi adalah mata kuliah semester dua bagi mahasiswa Teknik Planologi UNDIP. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa mendapat tugas besar secara berkelompok seperti: pembuatan film, poster, website, dan laporan konsep design. Tugas besar ini akan dipresentasikan pada akhir semester sebagai nilai ujian akhir  mata kuliah ini.

Tema yang diambil oleh kelompok kami adalah Wisata Budaya Nusantara. Kelompok kami membuat film yang berjudul Legenda Kelenteng Sam Po Kong.

Kelenteng Sam Po Kong adalah salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kelenteng Sam Po Kong terletak di daerah Simpongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Kelenteng Sam Po Kong disebut juga Gedung Batu Sam Po Kong. Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu, tetapi ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sebenarnya asal kata yang benar adalah Kedong Batu, alias tumpukan batu-batu alam yang digunakan untuk membendung aliran sungai.

Komplek Klenteng Sam po Kong terdiri atas sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Cheng Ho)

Menurut cerita, Laksamana China bernama Zheng Ho sedang mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa dan sampai pada sebuah teluk atau semenanjung. Karena ada awak kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia menyusuri sungai yang sampai sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Ia mendarat disebuah desa, Simongan. Setelah sampai di daratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan untuk tempat bersemedi dan bersembahyang. Karena ia tertarik dan merasa tenang ditempat itu, ia memutuskan untuk sementara waktu beristirahat dan menetap ditempat tersebut. Sedangkan awak kapalnya yang sakit dirawat dan diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu.

Konon, setelah Cheng Ho meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Cheng Ho memberikan pelajaran bercocok-tanam dan dimalam hari mereka berkumpul didalam gua batu dan Cheng Ho memberikan pelajaran serta ajaran-ajaran tata cara pergaulan hidup di dunia. Cara bersyukur kepada Sang Pencipta serta menghormati para leluhur–nenek moyang.

Sehingga setelah Cheng Ho meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan pelayarannya, mereka yang tinggal di Simongan, secara teratur melakukan pemujaan dan penghormatan kepada Cheng Ho guna menghormati jasa-jasanya. Sekarang peringatan atau sembahyang dilakukan pada setiap tanggal satu dan lima belas. Sekarang Kelenteng Sam Po Kong ini digunakan sebagai tempat pemujaan, bersembahyang, dan berziarah.



1.2  Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari pembuatan film ini adalah untuk memperkenalkan salah satu tempat wisata budaya di Semarang yaitu Kelenteng Sam Po Kong. Keindahan Kelenteng Sam Po Kong diperkenalkan kepada masyarakat luas agar wisatawan asing maupun lokal mengetahui bahwa Kelenteng Sam Po Kong merupakan cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya.

Untuk memperoleh tujuan tersebut di atas, sasaran yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1.  Mencari dan mengumpulkan informasi mengenai Kota Semarang dari berbagai media.

2.  Melakukan survey ke Kelenteng Sam Po Kong.

3. Membuat film dengan setting di Kelenteng Sam Po Kong berdasarkan skenario yang dibuat untuk memperkenalkan Kelenteng Sam Po Kong yang ada di kota Semarang.

4. Membuat poster sebagai identitas film yang dibuat yang berfungsi menggambarkan film dan menarik minat masyarakat ramai untuk melihat film tersebut.

5. Mempublikasikan produk akhir yang berupa film dan poster ke dalam website kelompok.

6. Mempresentasikan produk akhir sebagai media untuk berkomunikasi dan memperkenalkan hasil karya sebagai hasil kreativitas kelompok kami. 

 
◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger TemplatesBlogger Blog Templates;